Rabu, 01 September 2010

Mengapa Saluran Air di Rumah Memakai Pipa PVC

Quantcast
pipes 
ADA beberapa hal mendasar yang bisa membuat rumah kita nyaman dihuni, di antaranya adalah kelancaran sistem saluran di dalam rumah kita. Tanpa ini semua kenyamanan dalam rumah kita akan terganggu.
Sama seperti sistem saluran dalam tubuh, rumah kita punya dua jenis saluran: saluran masuk dan saluran pembuangan. Karena mereka bekerja bersamaan, maka bisa kita sebut sebagai suatu sistem, yaitu sistem saluran. Di suatu rumah saluran masuk adalah saluran air bersih, sedangkan keluar adalah saluran-saluran air kotor dan saluran air hujan.
Membicarakan sistem saluran dalam rumah kita tentu sangat teknis di samping kita harus memerhatikan peraturan-peraturan yang berlaku. Namun, ada beberapa hal yang perlu kita pahami agar kita bisa menghindari atau mengantisipasi hal-hal buruk sehubungan dengan sistem saluran ini.
Umumnya sistem saluran di dalam sebuah rumah tinggal terdiri atas, pertama, saluran air bersih sebagai sistem masuk. Kedua, saluran air bekas kamar mandi dan dapur. Ketiga, saluran air WC. Keempat, saluran air hujan.
Saluran suplai air bersih
winlon
Dalam membuat saluran air bersih kita punya dua pilihan bahan, yaitu dengan pipa besi yang digalvanis (lapisan tahan karat/sering disebut pipa GIP) dan pipa PVC pipa yang dibuat dari polyvinyl chloride, polimer yang disuling dari minyak bumi yang direkayasa. Keduanya punya kelebihan dan kelemahan. Namun, pada intinya umumnya dipakai pipa PVC karena jauh lebih murah (hampir empat lebih murah). Pipa GIP dipakai hanya pada tempat terbuka/tidak terlindungi karena memang pipa ini lebih tahan terhadap benturan mekanis.
Poin utama dari sistem saluran ini adalah tekanan air di dalam pipa. Diupayakan agar tekanan airnya cukup kuat dan merata di semua tempat. Hal yang pertama agar cukup lancar keluarnya dari keran/faucet. Kedua agar tidak satu keran pun yang akan kehilangan tekanan air pada saat beberapa keran dinyalakan. Cara meningkatkan agar tekanan air cukup kuat adalah dengan menggunakan tangki air sebagai sumber catu air, yang diletakkan di tempat yang lebih tinggi dari semua titik keran, atau dengan pompa booster (pompa air yang khusus digunakan untuk meningkatkan tekanan).
Sementara untuk menjaga tekanan air sama di semua titik keran, upaya yang dilakukan adalah dengan membuat jaringan pipa yang menutup (loop)- artinya ujung pipa terakhir menyambung kembali ke ujung awal. Hal ini menyebabkan tiadanya pipa di ujung saluran yang umumnya memiliki tekanan yang paling rendah. Cara lainnya adalah dengan memperbesar ukuran pipa instalasi di bagian hilir.
Saluran air kamar mandi
Juga umumnya menggunakan PVC. Di masa lalu menggunakan pipa yang terbuat dari tembikar. Yang perlu diperhatikan di sini ialah dibutuhkan manhole (bak kontrol) di setiap perubahan arah saluran atau pada jarak yang cukup jauh. Manhole ini dimaksudkan untuk mempermudah perawatan. Untuk menghindari masuknya tikus, sebaiknya di setiap ujung pipa diberi jeriji antitikus yang dibuat dari besi.
Saluran air limbah WC. Berlainan dengan limbah cair lainnya yang bisa langsung dibuang ke saluran terbuka atau diresapkan ke tanah, limbah WC ini harus mengalami suatu proses “penstabilan” dulu sebelum bisa diresapkan ke tanah. Secara teknis, yang dimaksud penstabilan adalah mengubah sifat limbah WC yang tidak stabil karena bersifat organis. Artinya bisa menjadi busuk dan bau, dan secara ilmu lingkungan tidak bisa ditempatkan di tempat terbuka atau diresapkan langsung ke dalam tanah, menjadi suatu zat anorganis yang stabil dan tidak berubah lagi sifat maupun bentuknya. Hal ini dilakukan dalam suatu fasilitas yang kita kenal sebagai septic tank.
Septic tank adalah sebuah bak penampung yang “mempekerjakan” bakteri anaerobik (bakteri yang tak membutuhkan oksigen untuk hidupnya) untuk menstabilkan limbah WC tadi.
Namun, beberapa hal yang kita perlu ketahui. Menurut Satrio, ahli teknik penyehatan dari ITB, sebenarnya proses penstabilan di dalam septic tank, kalau kita mengikuti parameter-parameter kestabilan limbah, hanya bisa dilakukan sampai tingkat 60 persen. Parameter kestabilannya adalah antara lain tingkat BOD (biological oxygen demand = tingkat kebutuhan zat asam biologis, maksimal 50 mg/liter) dan tingkat keenceran (suspended solidity, maksimal 100 mg/l) dari limbah. Limbah dengan tingkat BOD yang terlalu tinggi akan “merampas” oksigen yang dikandung air sungai tujuan akhir pembuangan limbah, yang dibutuhkan oleh makhluk lain di tempat itu, seperti ikan. Adapun tingkat keenceran yang terlalu tinggi akan mengurangi kejernihan fisik air sungai tersebut.
Karena itu, sesudah melewati septic tank, cairan limbah belum bisa dibuang ke saluran terbuka. Cairan ini harus diresapkan ke dalam tanah (dengan sumur peresap) untuk distabilkan lebih lanjut oleh bakteri-bakteri yang ada dalam tanah. Oleh karena itu perlu dibuat jarak antara sumber air bersih di dalam tanah dengan sumur peresapan ini. Paling tidak dalam jarak mendatar 10 meter.
Sehubungan dengan jarak ini, kita harus berhati-hati menempatkan septic tank atau sebaliknya, membuat sumur pompa. Kita harus melihat posisi kedua instalasi tersebut dengan tetangga, apalagi kalau lahan kita tidak begitu besar. Umumnya septic tank dan sumur peresapnya berada di halaman depan, sementara sumur pompa/sumber air berada di halaman belakang, dengan demikian peletakan kedua benda tersebut tidak saling mengganggu.
Hal lainnya adalah bahwa untuk melindungi bakteri-bakteri septic tank, sebaiknya kita jangan sekali-kali membuang air sabun atau cairan yang mengandung zat-zat antiseptik ke dalam WC, karena bisa membunuh bakteri-bakteri di dalamnya, dan kalau bakteri-bakteri septic tank ini punah, tentu proses penstabilan tadi tidak berjalan.
Sumber : dannyprijadi.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar

, ,